Ping
Ping

Sabtu, 29 Agustus 2015

Timbal-Balik yang Positif-Negatif



Renungan Harian  

Timbal-Balik yang Positif-Negatif

Positif :
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi hukum Taurat dan kitab para nabi.
(Matius 7:12)
Negatif :
“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi”
(Matius 7:1)
Apa yang saya dapatkan :
1.      Hubungan Timbal-Balik yang Firman Tuhan ajarkan (Kitab Matius)
Penjelasan : Kitab Matius mengajarkan kita untuk mengerti tentang hubungan timbal-balik yang bersifat positif dan negatif, dimana kedua dua sifat dari timbal balik ini sering kita temui dalam kehidupan sosial yang kita jalani, dan tentu saja hubungan timbal-balik yang positif akan dilakukan oleh orang-orang memiliki hati dan pola pikir yang positif, begitupun sebaliknya pada hubungan timbal-balik yang negatif.
2.      Timbal balik yang Positif.
Artinya : jika kita menghargai dan menghormati orang lain dengan menjaga setiap tutur kata dan tingkah laku kita (ya tentunya sesuai dengan kehendak Allah), maka orang lainpun melihat kita sebagai orang yang berada disisinya, sebagai teman, sahabat bahkan keluarga. Sehingga, secara langsung atau tidak langsung orang tersebut akan melakukan hal yang sama kepada kita, sesuai dengan ciri khas dan kepribadian dari orang tersebut.
3.      Timbal balik yang Negatif.
Artinya : jika kita suka berkata bohong kepada sesama, ketika ketahuan kita akan menjadi pembohong di mata orang lain, Jika kita suka memfitnah (gosip) orang lain, ketika ketahuan kita akan menjadi tukang fitnah (tukang gosip) di mata orang lain, dan jika kita suka mencari tahu masalah orang lain, ketika ketahuan kita akan menjadi orang kepo di mata orang lain. Hal ini akan menjadi “aturan main (KARMA)” yang akan berlaku yang kita temui ketika melakukan hal-hal yang bersifat mengahakimi sesama.

Apa yang harus saya lakukan :
1.      First, I will control my mind, and keep my brain working in positive side.
Artinya : saya akan “berusaha (tentu saja dengan bantuan Roh Kudus)” untuk menjaga dan mengontrol diri saya agar selalu berpikir positif, supaya apa yang saya katakan atau lakukan tidak merugikan orang lain.
2.      Kedua, ketika saya menjadi korban dari “orang-orang negatif” saya harus tetap pada posisi saya “si positif” (i will be hardwork). Dengan melakukan hal ini saya akan membantu mengentikan hubungan timbal balik negatif yang terus menerus terjadi seperti “lingkaran” yang berujung pada dosa (upah dosa adalah maut).
3.      Ketiga, this is the importan point, Keep Praying, Reading, Remember, and Doing.
Artinya : saya harus tetap “berdoa” minta tuntunan roh kudus dalam kehidupan saya sehari-hari, luangkan waktu untuk “membaca dan merenungkan” Firman Tuhan agar saya terus “diigatkan” apa yang harus saya lakukan, next, “praktekan” apa yang dikehendaki Allah dalam kehidupan saya sehari-hari.

“Sebagai Kristiani kita wajib bertingkah-laku positif, karena merupakan bentuk pengahargaan kepada citra Allah yang sempurna”

Minggu, 19 April 2015

Mengatur Waktu



Mengatur Waktu


Satu tanda kedewasaan seseorang terletak pada kemampuan orang itu untuk mengatur waktunya. Waktu adalah sesuatu yang dimiliki oleh semua orang. Kita tidak memunyai kecerdasan yang sama, karunia rohani yang sama, atau kepribadian yang identik, tetapi kita semua memunyai waktu 24 jam sehari. Yang membuat kita berbeda bukanlah soal banyaknya waktu yang kita miliki, melainkan bagaimana kita menggunakan waktu itu. tanda kedewasaan seseorang terletak pada kemampuan orang itu untuk mengatur waktunya. Waktu adalah sesuatu yang dimiliki oleh semua orang. Kita tidak memunyai kecerdasan yang sama, karunia rohani yang sama, atau kepribadian yang identik, tetapi kita semua memunyai waktu 24 jam sehari. Yang membuat kita berbeda bukanlah soal banyaknya waktu yang kita miliki, melainkan bagaimana kita menggunakan waktu itu.

Pengaturan waktu yang baik melibatkan enam prinsip.

1.      Memunyai tujuan yang jelas.
Kita mencapai apa yang menjadi tujuan kita; tujuan kita itulah yang menentukan hasilnya. Yang membuat kita paling banyak membuang-buang waktu ialah bila tujuan-tujuan kita tidak ditentukan dengan baik -- atau bila kita tidak memunyai tujuan sama sekali. Jika kita tidak tahu dengan jelas apa yang hendak kita capai, maka sering kita melakukan hal-hal yang tidak perlu kita lakukan.

2.      Milikilah rencana yang rinci.
Sejak permulaan, kita perlu mengerti ke mana tujuan kita dan bagaimana cara yang tepat untuk mencapai tujuan itu. Misalnya, jika kita akan mengadakan jamuan makan malam untuk dua puluh orang, maka kita perlu mengetahui apa yang akan kita hidangkan, makanan apa yang perlu kita beli, kapan akan menyiapkan makanan itu, dan di mana orang-orang itu akan duduk.

3.      Buatlah daftar kerja setiap hari.
Akan lebih baik bila kita menuliskannya, sebab bila kita melihatnya di kertas, maka kadang-kadang kita mendapatkan satu kegiatan yang tidak sepenting yang kita sangka pada awalnya. Tambahan pula, ketika kita mencatat segala sesuatu yang perlu kita lakukan, lebih mudah menolak untuk melakukan apa yang tidak tercatat pada daftar. Satu daftar kerja yang baik menolong kita membedakan antara yang bersifat urgen dan yang penting.
Membuat daftar kerja bukan berarti mengikutinya dengan ketat sehingga Roh Kudus kurang dapat bekerja dalam kehidupan kita. Kita perlu bersikap luwes. Sebuah rencana kerja bukanlah bagaikan baju pengekang, melainkan merupakan alat untuk menolong kita mencapai tujuan. Kita perlu cukup luwes hingga mengizinkan Roh Allah memasuki kehidupan kita dan mengadakan interupsi yang ditentukan oleh Allah. Sebab jika tidak demikian, daftar kerja itu akan menjadi tuan, bukannya alat.

4.      Tetapkan prioritas.
Seorang pengusaha pernah bercerita kepada saya tentang peraturan 80/20 yang diikutinya. Ia berkata bahwa untuk setiap tugas, 80 persen nilainya terkandung dalam 20 persen kegiatannya. Jika Saudara memusatkan diri untuk melakukan 20 persen bagian tugas yang berharga 80 persen dari seluruh nilainya, saudara akan menyelesaikan lebih banyak. Sering saya bertanya pada diri sendiri, "Bagaimana saya dapat menggunakan waktu saya dengan sebaik-baiknya sekarang ini?" Lalu saya teringat akan pernyataan ini, "Anda tidak akan memunyai cukup waktu untuk melakukan segala sesuatu, tetapi Anda selalu memunyai waktu untuk melakukan hal-hal yang penting."

5.      Tanganilah suatu tugas hanya satu kali.
Kita dapat melakukan lebih banyak pekerjaan jika kita memusatkan perhatian pada satu tugas sekali waktu dan bertekun sampai benar-benar selesai. Jika tidak demikian, kita hanya akan membuang-buang waktu tanpa dapat menyelesaikan tugas-tugas kita secara tuntas.

6.      Kembangkan perasaan memprioritaskan tugas.
Penundaan merupakan pemborosan waktu yang terbesar. Kita perlu mengikuti motto: "Lakukanlah sekarang!"

Memunyai pandangan Tuhan juga bisa menolong kita untuk menggunakan waktu dengan efektif. Dalam Mazmur 90, pada akhir hidupnya Musa menoleh ke belakang dan berkata, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (ayat 12).
Musa memunyai pandangan hidup yang baru ketika ia menyadari bahwa waktu untuk melakukan tugasnya di bumi hanya terbatas. Pada waktu ia memunyai pandangan itu, ia menjadi sadar bahwa ia memerlukan hikmat untuk menggunakan waktunya dengan baik.
Orang sering memberi alasan "Saya tidak memunyai waktu" untuk melayani Tuhan. Tetapi dalam Efesus 2:10 dikatakan bahwa kita diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan yang baik. Jika kita tidak memunyai waktu, maka kita tidak melakukan pekerjaan yang dimaksudkan Tuhan bagi kita atau kita sedang melakukannya dengan cara yang salah.
Kita memerlukan organisasi yang seperlunya saja untuk memenuhi kebutuhan kita. Organisasi bukanlah tujuan akhir, melainkan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Mungkin organisasi kita berlebih-lebihan sehingga kita bersikap memaksa, atau mungkin organisasi kita kurang memadai sehingga menyebabkan kita merasa puas dengan apa yang telah kita capai. Kita perlu menyelidiki keadaan kita untuk mengetahui bagaimana mengorganisasi diri dengan cara yang terbaik. Orang cenderung putus asa ketika mereka membandingkan diri dengan orang lain. Perbandingan seperti ini merupakan dosa. Kita semua merupakan individu yang unik, dan harus bertanya, "Apa kiranya yang terbaik untuk diri saya?" "Bagaimana saya dapat berfungsi dengan baik sekali?" "Kapankah saya paling efisien?" "Kapan saya paling kurang efisien?" "Dalam waktu-waktu tambahan, apakah saya dapat bekerja paling baik?"
Secara pribadi, saya dapat bekerja paling baik dalam periode 1,5 jam. Setelah itu, saya hanya menghabiskan waktu tanpa dapat menyelesaikan sesuatu. Dulu saya tinggal di kantor saya lebih lama dari 1,5 jam sebab saya pikir bahwa dengan demikian saya menunjukkan sikap mengabdi. Tetapi hal itu tidaklah efisien. Saya hanya berbicara dengan sekretaris saya atau menelepon seseorang, tetapi saya tidak bekerja. Akhirnya saya tahu bahwa sebenarnya saya bisa melakukan lebih banyak pekerjaan jika saya beristirahat dan kemudian kembali bekerja.
Yang perlu kita hindari adalah sifat kejam dari hal-hal yang urgen. Contoh yang paling baik mengenai hal ini terlihat dalam Yesus Kristus. Ia melayani di bumi selama 3,5 tahun saja, tetapi Ia tidak pernah tergesa-gesa. Ia selalu ada waktu untuk melakukan kehendak Bapa sebab Ia memiliki pandangan yang jelas: Ia mengetahui mengapa Ia datang dan apa yang harus Ia lakukan.
Sebaliknya, kebanyakan orang melakukan tugas yang mendesak, bukan yang penting. Tekanan yang terus-menerus menuntut kita untuk berbuat sesuatu sekarang ini juga. Misalnya, membuat janji dengan dokter pada pukul tiga adalah urgen. Bermain dengan anak-anak adalah penting. Kita melakukan hal-hal yang mendesak, tetapi menunda hal-hal yang penting -- suami atau istri kita, anak-anak kita, ibadah kita.
Kita mengabaikan hal yang penting karena kita kurang terpusat pada tujuan. Tetapi bila kita tidak merencanakan hidup kita, maka orang lain yang akan melakukannya. Kebanyakan kita tidak membuat rencana untuk gagal, tetapi kita gagal untuk membuat rencana. Bila kita tak mengindahkan tujuan kita, maka perhatian kita terpusat pada hal berbuat sesuatu yang lain, tetapi ini merupakan gerakan tanpa arti.
Kunci untuk mengatasi kekejaman hal-hal yang urgen adalah belajar untuk berkata tidak. Katakanlah tidak kepada suatu hal setiap hari, hanya untuk membiasakan diri berbuat hal itu. Kita harus berkata tidak terhadap banyak hal agar dapat berkata ya pada hal-hal yang penting.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku
:
Pola Hidup Kristen
Penulis
:
Howard Hendricks
Penerjemah
:
Tidak dicantumkan
Penerbit
:
Gandum Mas, Yayasan Kalam Hidup, YAKIN, 2002
Halaman
:
731 -- 734

Selasa, 14 April 2015

Lirik lagu: God Can Do (Tuhan Pasti Sanggup)

Lirik lagu: God Can Do (Tuhan Pasti Sanggup)

Seek his love and just be strong
When your life seems hard and leads no where
He will be there and will always with you
Keep your faith and hope
He's so divine

God can do all things
His loving hands will lift and save you always
God can do all things
He will never ever leave you alone

Jesus guide you with his light
He brighten even in your darkest night
He will be there and will always with you
Keep your faith and hope
He's so divine

God can do all things
His loving hands will lift and save you always
God can do all things
He will never ever leave you alone

God can do all things
His loving hands will lift and save you always
God can do all things
He will never ever leave you alone

Jesus never leave us alone

" Forgive me Lord " (NEW POSTING)




Forgive me Lord
It's me again
Renew my heart with Your spirit oh God

Forgive me Lord
It's me again
Come and live within my heart forever more

Reff :
Oh Holy Spirit
change my heart
Renew the spirit within me
Oh my sweet Jesus
Change my life again
Forgive me Lord it's me again

Minggu, 12 April 2015

Renungan tentang pacaran dan pernikahan



Renungan tentang pacaran dan pernikahan
By http://www.pmkunpad.org/wp-content/themes/atahualpa-3.7.11/images/icons/user.gifAlvian Telaumbanua posted this in http://www.pmkunpad.org/wp-content/themes/atahualpa-3.7.11/images/icons/folder.gifArtikel on http://www.pmkunpad.org/wp-content/themes/atahualpa-3.7.11/images/icons/date.gifFebruary 28, 2013, at 8:59 pm


Shalom teman-teman… Kali ini saya mau bagiin sesuatu buat teman-teman tentang “pacaran” :D. Puji Tuhan beberapa waktu yang lalu saya baru saja ikut seminar di Jakarta dengan tema “pacaran boleh atau tidak?” selama 2 hari dan saya bersyukur banyak hal-hal yang saya belum tahu sebelumnya dibukakan disana, dan saya merasa pengen bagiin apa yang saya dapat lewat catatan ini.

Hari ke-1
“Karakter, komitmen dan tanggung jawab. Tanpa ketiga hal tersebut Anda tidak dapat menjalani PACARAN apalagi PERNIKAHAN.”

3 Mitos Soal Cinta :
  • Cinta sejati menguasai segalanya (true love conquer all things) seperti di film-film Korea.
  • Cinta sejati adalah cinta pada pandangan pertama (kaya lagu R*N aja yah hehe).
  • Pasangan yang sempurna akan memuaskan kita secara sempurna (mau pasangan yang kaya, pinter, cinta Tuhan? Seharusnya kita berkaca dulu sebelum minta sama Tuhan. Kitanya seperti apa? :D)
Tidak salah cinta pada pandangan pertama ataupun mengharapkan pasangan yang baik, tapi kita jangan terpaku sama hal-hal itu aja, kalo cuma terpaku sama hal-hal itu doang gimana hubungan ke depannya? Cuma manis di awal-awal doang? Akhirnya hancur atau pisah? Buat apa? :)
8 jenis hubungan yang tidak akan berjalan dengan baik :
  • Anda lebih peduli kepada pasangan Anda daripada pasangan Anda ke Anda.
  • Anda jatuh cinta pada potensi, masa depan & kehebatannya daripada orangnya.
  • Anda ada di dalam hubungan dalam misi penyelamatan (merasa kasihan).
  • Anda tidak dapat melihat pasangan Anda sebagai teladan/model Anda, kalau mau yang baik kita harus punya standar dong.
  • Anda begitu tertarik hanya karena alasan eksternal belaka (Amsal 31:30).
  • Anda dengan pasangan Anda tidak pernah melewati masa-masa yang sama dalam kehidupan.
  • Anda memilih pasangan Anda karena pemberontakan.
  • Pasangan Anda terlalu sibuk dengan urusannya sendiri.
Jika Anda sungguh mencintai satu sama lain, lebih baik Anda mempertimbangkan pernikahan, jadi Anda punya IKAT JANJI (covenant) satu sama lain. Ikat janji tidak cuma pernikahan lho justru saat jalin hubungan kita juga ikat janji sama Tuhan dan pasangan kita :).
Pembicara : Ps. William Vun (Malaysia)
Hari ke-2 (Bagian 1)
Sebelum kita memulai hubungan/pacaran, kita harus tahu dulu apa itu definisi pacaran, pacaran itu apa sih? Pacaran itu idealnya adalah sebuah hubungan pria dan wanita DEWASA yang dilakukan dengan SERIUS untuk persiapan dalam pernikahan. Jelas sekali pacaran yang memiliki tujuan itu ga bisa main-main, ga bisa putus-nyambung, ga bisa gonta-ganti, ga bisa main-main karena semua dilakukan secara SERIUS untuk pernikahan :).
“Penghargaanmu terhadap tujuan pernikahanmu sangat menentukan penghargaanmu terhadap persiapan pernikahanmu.”
Tujuan Pernikahan :
  • Multiplikasikan gambar Allah bukan malah punya banyak anak! (Kejadian 1: 27-28).
  • Disitu jelas dibilang beranakcuculah, bukan berarti kita punya banyak anak begitu aja, tapi kita memMULTIPLIKASIKAN GAMBAR ALLAH pada keturunan kita. Tak heran kita liat banyak anak-anak yang liar, nakal, bandel atau apapun itu karena orang tua ga ngajarin, apalagi keluarga broken home, belum lagi sebagai anak kita banyak sekali terpengaruh hal-hal dari luar, dari pergaulan, jejaring sosial, televisi dll.
  • Keturunan Ilahi (Maleakhi 2:11-16).
  • Sangat jelas apa yang Tuhan inginkan, bukan hanya kuantitas, tapi juga kualitas kita, apakah gambar Allah ada pada kita?
“Kamu mungkin tidak bisa memilih siapa orangtuamu, tapi kamu BISA memilih siapa orangtua dari anak-anakmu nanti.”
“Ketertarikan dimulai dari siapa diri kita bukan apa yang ada pada kita.”

Prinsip Pacaran :
  • Dewasa (tahu siapa Allahnya, bangun hubungan sama Tuhan, Cinta Tuhan).
  • Jati diri dan gambar diri yang jelas (cari orang yang sedang bertumbuh, tahu tujuan hidup, nilai-nilai hidup, punya komitmen berubah). Hal-hal ini sebenarnya bisa dilihat dari keseharian kita, teknologi bisa membantu. Coba saja liat status Facebook atau tweet orangnya, pasti sedikit-banyak keliatan tuh hehe.
  • Amsal 17:12. Alkitab berbicara tentang pertobatan, mau diperbarui pertobatan kuncinya, HATI yang mengasihi Tuhan.
  • Tanggung jawab secara rohani dan secara jasmani. Persiapan itu sama pentingnya dengan pertempuran! Apa persiapan kita?
  • Dimulai dari dasar firman Tuhan (baca Alkitab jangan cuma dibaca, tapi direnungin, dilakukan dan dibagiin ke orang-orang yah, biar hikmat kita juga bertambah hehe)
  • Dukungan dari Tuhan, dari orang tua, dari pembimbing rohani. (Apa kamu sudah punya pembimbing rohani? Pastikan pembimbing rohanimu pun takut akan Tuhan dan tahu betul tentang dirimu)

Tips menemukan pasangan yang baik :
  • Jangan mulai sesuatu dari jatuh cinta, jangan terlalu cepat untuk memutuskan berpacaran, mulailah dari persahabatan :).
  • Buka mata, buka telinga, buka mulut (orang bilang cinta itu buta, cinta itu bisu, cinta itu tuli bahkan ada yang bilang cinta itu gila? Kalau kita sudah tahu kebenarannya harusnya kita buka deh apa yang harus kita buka ^^)
  • Prinsip pohon dan buah (bisa kita lihat dari jenis obrolannya, gaya bicaranya, bagaimana doi bersikap saat berada dalam masalah dan tekanan, sampai ke status Facebook and tweet bisa diliat ;))
  • Pelajari nilai hidupnya, apa yang berharga dan menjadi prinsipnya.
  • Bicaralah dengan pembimbing rohanimu :).
Diajarin doa juga loh, mau tahu caranya? Begini nih hehe minta Tuhan bukakan dengan jelas bagaimana kita menemukan pasangan kita dan siapa orang yang akan menjadi calon pasangan hidup kita.
Pembicara : Ps. Steven Imanuel
Hari ke-2 (Bagian 2)
5 faktor yang Anda harus waspadai dalam hubungan (bom waktu):
  • Perbedaan usia yang mencolok.
  • Perbedaan iman/keyakinan (baca Matius 18:19).
  • Perbedaan tingkat sosial.
  • Kemungkinan keterlibatan mertua atau calon mertua :D.
  • Hubungan jarak jauh.

Tanda-tanda hubungan yang sehat:
  1. Tuhan harus jadi urutan pertama.
  2. Anda bisa membedakan keintiman sahabat & keintiman pria ataupun wanita.
  3. Masing-masing menjaga hatinya dan kemurniannya dengan betul-betul (kewaspadaan).
  4. Tanyakan dirimu hal-hal berikut ini :
    • Apakah waktu bersama menggairahkan kerohanianmu?
    • Bagaimana prestasimu setelah memiliki hubungan dengannya? Lebih baik atau buruk?
    • Apakah Anda bisa menyatakan diri Anda dengan bebas? Atau bermain dengan kemunafikan?
    • Bagaimana perasaanmu saat pasangan berbicara lama dengan orang lain baik wanita maupun pria?
Jangan terlalu cepat masuk kedalam suatu hubungan-hubungan yang terlalu dekat, mulailah dari persahabatan. Cinta berbicara keputusan, keputusanmu akan mempengaruhi hasil akhirnya!
Bagi yang belum mempunyai pasangan ataupun sedang membangun hubungan ataupun dalam masa penantian (bahasa halusnya hehe) ini ada beberapa tips apa yang harus dilakukan selama masa penantian.
  • Kembangkan potensi dalam hidupmu.
  • Kembangkan karakter & tanggung jawabmu.
  • Belajar untuk melayani Tuhan.
Pembicara : Ps. Leonardo A. Sjiamsyuri
Baiklah teman-teman mungkin segitu dulu yang saya bisa bagikan buat teman-teman, dahsyat bukan? Mudah-mudahan lewat catatan ini pikiran kita semakin terbuka tentang seberapa pentingnya menjalin hubungan dengan lawan jenis, karena tentu wanita diciptakan sebagai penolong, keputusan yang terbaik akan menghasilkan hasil yang terbaik, tidak perlu tergesa-gesa, bangun hubungan sama Tuhan semakin dalam. Tuhan tahu kok yang terbaik buat kita… Buat masa depan, pendidikan, apapun yang kita lakukan saja Dia sudah sediakan yang terbaik, terlebih pasangan buat kita, Dia pasti sediakan yang terbaik buat kita. Tuhan memberkati kita sekalian.
NB: Bagi temen-teman yang merasa diberkati dengan catatan ini silakan bagikan tulisan ini ke temen-temen yang lain, biar yang lain bisa diberkatin juga hehe.