Renungan 08052019
Balik lagi, hari ini kita akan membahas tentang salah
satu tokoh yang memiliki karakter tak terkalahkan, yaitu Rasul Paulus. yupss..
tidak banyak cerita kita langsung bahas yah..!
Kehidupan Kristen Yang Tak Terkalahkan
Oleh: Pdt.
Eric Chang
Ketika Aku
lemah Maka Aku Kuat
Saya ingin
menarik perhatian anda pada 2 Korintus 12:10, "Ketika aku lemah, maka aku
kuat". Perhatikan setiap kata. Sudah jelas ada dua bagian dalam kalimat
ini. Bagian terakhir dalam kalimat ini adalah: "Aku kuat". Apakah
anda kuat? Apakah anda merasa anda kuat? Sepanjang minggu ini, apakah anda
memiliki kekuatan untuk mengatasi semua masalah yang anda hadapi? Kalau kita
melihat pada kalimat ini, kita cenderung ingin menekankan bagian keduanya,
bukan? "Aku kuat" - inilah bagian yang menarik bagi kita.
Anda dapat
memikirkan pasal-pasal yang sejajar yang Rasul Paulus gunakan, seperti Filipi
4:13, "Aku dapat melakukan segala sesuatu di dalam Kristus." Ah,
inilah kehidupan Kekristenan yang indah "Aku dapat melakukan segala
perkara". Paulus memiliki kemampuan untuk bertahan dalam setiap kesukaran.
Anda dapat melemparkan segala sesuatu kepadanya dan ia tetap kuat. Ia seorang
Kristen semacam itu. Bagaimana dengan anda dan saya? Kita ditimpa masalah
sedikit saja dan kita jatuh. Sayangnya hidup ini penuh dengan masalah. Sebagai
akibatnya, kita menemukan diri kita sendiri sering kali jatuh. Kapan kita dapat
bangkit? Barang kali ketika kita ke gereja. Jadi selama 6 hari kita jatuh, dan
pada hari ke-7, kita mengumpulkan sedikit kekuatan untuk bangkit. Tetapi dengan
kondisi yang demikian, kita akan mengalami defisit yang tak terbatas. Saya
takut kalau pada waktu yang akan datang apabila saya datang untuk berkhotbah
lagi, saya tidak akan melihat anda lagi, karena defisit itu telah mengakibatkan
kebangkrutan rohani.
Hal-hal Apakah
Yang Dibanggakan Oleh Rasul Paulus?
Tetapi
kemampuan Paulus untuk bertahan sangat mengagumkan. Bacalah saja daftar yang
panjang di 2 Korintus 11:22-30. Apakah anda melihat hal-hal yang Paulus lihat
sebagai sesuatu yang layak dibanggakan? Inilah sungguh-sungguh seorang yang
hebat benar. Silakan anda melihat daftar tersebut. Yang mana satu dapat
ditanggung anda? Ia mengalami karam kapal tiga kali, dan terkatung-katung di
tengah-tengah laut Mediterranian yang dingin. Maukah anda mencobanya? Mungkin
Paulus itu seorang perenang yang baik, sehingga ketika kapal mulai tenggelam,
itu tidak menjadi masalah.
Tetapi kalau anda tidak tahu bagaimana untuk
berenang, barangkali Tuhan tidak akan menguji anda dengan cara ini?
Jika anda
seorang missionari yang melayani Tuhan, sepenuh waktu bekerja sebagai pemberita
Injil, tentu saja anda akan berpikir bahwa Tuhan akan meratakan jalan-Nya bagi
anda. Tetapi apa yang Ia lakukan? Ia mengizinkan kapal anda tenggelam. Anda
boleh saja protes: "Tetapi Tuhan, maafkan aku, itu bukan caranya
memperlakukan hamba-Mu. Yang penting bukan aku bisa berenang atau tidak, tetapi
menggantung-gantungkan hamba-Mu di tengah air laut seperti ini pasti bukan
caranya untuk memperlakukan hamba-Mu! Tuhan, kalau Engkau melakukan hal ini
sekali saja kepadaku, aku masih dapat memaafkan-Mu. Tetapi tiga kali!? Ini
tidak dapat diterima. Pada waktu pertama kali aku sudah punya cukup banyak
masalah, tetapi tiga kali, aku tidak sanggup menerimanya. Bukan saja karena Alkitabku
basah dan hancur, tetapi semua catatan khotbahku hilang dan aku tidak dapat
mengingat apa yang akan kukhotbahkan."
Saya ragu-ragu
apakah iman kekristenan anda cukup kuat untuk mengatasi hal ini. Saya percaya
iman anda tidak sanggup untuk mengatasinya, jika kekristenan anda adalah
semacam ini, bahwa Tuhan tidak akan pernah mengizinkan satu perkara buruk pun
terjadi kepada anda. "Inilah aku hamba-Mu, siap untuk diutus dan
memberitakan Firman-Mu. Tentu saja Tuhan akan meratakan jalan-Nya bagiku, benarkah?"
Dan apa yang terjadi? Lif mogok, dan anda menderita malu ketika anda coba
membetulinya, dan anda tidak berhasil. Jadi anda lari ke lantai bawah dan
mendapati anda telah ketinggalan bis. Sudah pasti ini bukanlah caranya
memperlakukan seorang hamba Tuhan.
Anda mengalami
beberapa masalah lalu anda berkata, "Tuhan, mengapa Engkau memperlakukan
aku seperti ini?" Itulah sebabnya saya berkata anda perlu mengerti
intisari dari Kekristenan. Anda mungkin saja sudah dibesarkan dalam Kekristenan
yang semacam ini, yaitu selama anda berjalan dalam kehendak-Nya, maka semuanya
akan menjadi lancar. Ia boleh saja tidak meratakan jalan anda dengan
bunga-bunga mawar, tetapi paling tidak bukan dengan begitu banyaknya duri.
Ketika Paulus
menuliskan hal-hal itu di 2 Korintus 11, apakah tujuannya? Apakah ia menulis
untuk menggerutu melawan Tuhan? Ia menuliskan hal-hal ini untuk membuktikan
kepada jemaat Korintus bahwa ia adalah seorang hamba Tuhan yang sejati (ayat
23). Inilah yang menjadi penghubung antara bagian pertama dan bagian kedua dari
2 Korintus 11. Paulus mengatakan: "Apakah mereka hamba-hamba Tuhan? Aku
lebih lagi. Apakah buktinya? Kapalku karam." Bukankah ini hal yang
menakjubkan? Kapal mereka tidak tenggelam dan dengan demikian mereka bukan
hamba Tuhan yang sejati. Inikah pemikirannya? Apakah saya lagi membuat lelucon?
Anda bacalah dan temukanlah, kalau anda dapat menemukan penghubung yang lain.
Saya baru saja
membaca sebuah buku dalam dua minggu terakhir, dan kemarin saya sampai pada
bagian akhir dari buku tersebut. Ketika saya membuka halaman berikutnya, saya
sulit sekali mempercayai mata saya. Judul dari bagian itu justru bertepatan
dengan apa yang saya khotbahkan hari ini, yaitu bukti-bukti kwalifikasi yang
menunjukkan bahwa Paulus layak menjadi seorang rasul. Ia merujuk kepada nas
yang sama yang saya tuliskan dalam buku catatan saya lebih dari 5 minggu yang
lalu. Bukankah ini sesuatu yang luar biasa? Penulisnya membahas hal yang sama
persis dengan yang saya bicarakan sekarang.
Bukti-bukti
Kerasulan
Paulus menyebut
kesukaran-kesukaran, pukulan-pukulan dan lemparan-lemparan batu sebagai bukti
yang sungguh-sungguh menunjukkan kerasulannya. Ini sangat mengagumkan. Dalam
perikop itu, ia tidak menunjuk kepada penglihatannya ketika dalam perjalanan ke
Damsyik. Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, ia mengklaim dirinya sebagai
rasul yang sejati, bertentangan dengan mereka yang mengklaim diri sebagai
rasul-rasul sejati, dengan argumen bahwa mereka seharusnya tahu bahwa ialah
seorang rasul yang sejati justru karena lemparan-lemparan batu, pukulan-pukulan
dan peristiwa kapal karam yang harus ia alami demi Injil.
Ketika Paulus
keluar untuk berkhotbah, ia tidak mengharapkan Tuhan untuk melembutkan hati
orang banyak supaya mereka tidak akan melemparinya dengan batu atau memukulnya.
Kadang-kadang, saya keheranan mendengar banyak orang berkata, atau saya membaca
dalam majalah-majalah, bahwa bukti dari kebaikan Allah adalah kalau mereka
pergi ke sana dan hati orang-orang di situ sudah dipersiapkan. Mereka menerima
sambutan yang baik sekali. Bahkan meskipun pada awalnya ada sedikit permusuhan,
hati orang-orang yang mendengar telah diubahkan begitu mereka sampai di sana.
Penerimaan dari para pendengar tentu saja kadang-kadang merupakan bukti dari
pekerjaan Tuhan dalam hati manusia. Tetapi sudahkah kita mengerti kenyataan
bahwa pertentangan yang hebat terhadap suatu khotbah sering kali merupakan
bukti yang pasti bahwa Roh Kudus sedang bekerja dengan penuh kuasa di dalam
hati para pendengar untuk menyatakan dosa mereka dan perlunya untuk berpaling
kepada Tuhan supaya diselamatkan (misalnya dalam Kisah Rasul 7)?
Rasul Paulus
yang malang ini dilempari batu sementara di waktu yang lain ditinggalkan untuk
mati. Ia dirajam batu dengan hebat sekali sehingga berlumuran darah seluruh
tubuhnya. Ia dipukul sampai pingsan dalam suatu timbunan tanah sehingga mereka
menyangka ia sudah mati. Jika anda melihat wajah rasul ini, anda akan melihat
banyak sekali bekas-bekas luka di seluruh wajahnya. Dan bekas-bekas luka ini,
disebut Paulus sebagai "tanda-tanda kematian Yesus di dalam tubuhnya"
(2 Korintus 4:10). Tidak, Paulus tidak selalu diterima dengan sambutan yang
hangat.
Dan berapa kali
dia dipukuli? Setiap kali Paulus dipukul, ia dipukul dengan memakai cambuk, 39
pukulan di punggungnya. Setiap kali cambuk itu mengenai tubuhnya, itu akan
mengambil keluar sedikit dari kulitnya. Ketika cambuk itu mengenai tubuhnya
terdapat 4 atau 5 sayatan pada waktu yang sama. Ia diberikan 40 pukulan kurang
1 sebagai tindakan belas kasihan menurut ketentuan hukum Yahudi. Dapatkah anda
tahan menderita satu pukulan seperti itu, apalagi lima? Bagaimana keadaan
punggung rasul Paulus? Inikah penyambutan yang baik? Tetapi anda mungkin
berpikir bahwa tentu saja kalau Roh Kudus bekerja melalui Paulus, kuasa dari
perkataannya akan menginsafkan para pendengarnya dan mereka akan jatuh
tersungkur di atas tanah dan bertobat. Nah, ketika Stefanus di Kisah Para Rasul
7 berkhotbah dengan penuh kuasa, ia dirajam batu sampai mati. Mengapa Tuhan
tidak melindungi hamba-Nya yang berharga ini, tetapi sebaliknya membiarkannya
untuk dirajam dengan batu sampai mati?
Beranikah anda
pergi dan memberitakan Injil? Jangan berpikir bahwa Tuhan akan meratakan
jalanmu. Pada umumnya, Ia tidak akan melakukan itu. Mungkin kadang-kadang,
tetapi jarang sekali Ia akan meluruskan jalanmu, sebagaimana yang anda lihat
dalam Alkitab.
“Tak
terkalahkan bukan berarti kita kuat, tapi tak terkalahkan dan menang dari sifat
duniawi adalah kemenangan yang datang
dari Allah bukan dari manusia”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar